Janganlah kamu mengatakan sesuatu yang kamu sendiri tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati setiap orang kelak di akhirat akan diminta tanggung jawab. [Al-Isra’, 17 : 36]
‘Ali bin Abi Thalhah dari Ibnu ‘Abbas radiyallahu anhu berkata berkenaan “وَلاَ تَقْفُ”, iaitu maksudnya: “Jangan kamu mengatakan”
Berkenaan ayat diatas, Al-Aufi berkata maksudnya: “Dan jangan kamu menuduh seseorang yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya”
Muhammad Ibnul Hanafiyyah pula berkata: “Maksudnya adalah larangan memberikan kesaksian palsu”
Qatadah berkata bahwa maksudnya: “Janganlah kamu mengatakan bahawa aku melihat sedangkan kamu tidak melihat, aku mendengar sedangkan kamu tidak mendengar, aku mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahuinya. Karena sesungguhnya Allah akan bertanya semua itu kepadamu”
Setelah menyebutkan pendapat para Salaf tentang ayat ini, imam Ibnu Katsir rohimahulloh berkata: “Kesimpulan penjelasan yang mereka sebutkan adalah: bahwa Allah Ta’ala melarang berbicara tanpa ilmu, yaitu (berbicara) hanya dengan persangkaan yang merupakan perkiraan dan khayalan.” (Tafsir Al-Qur’anul Azhim), seperti firman Allah:
“Jauhilah kebanyakkan dari persangkaan, sesungguhnya sebahagiaan persangkaan itu adalah dosa” (al-Hujuraat 49:12)
Dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Jauhilah prasangka, karena sesungguhnya prasangka adalah ucapan yang paling dusta, dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan, dan janganlah kalian saling menghendap-hendap, dan janganlah kalian saling membenci, dan janganlah kalian saling membelakangi, dan jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (HR al-Bukhari)
Disebutkan didalam Sunan Abi Dawud, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Seburuk-buruk kendaraan yang ditunggangi seseorang adalah apabila berkata: “Mereka menyangka” (HR Abu Dawud, lihat Sahihul Jami’ no 2846)
hadits lain disebutkan bahwa, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya perbuatan menga-adakan yang paling dusta, adalah ketika seseorang mengaku melihat sesuatu dengan kedua matanya, sedangkan ia tidak melihatnya” (HR al-Bukhari no. 7043)
No comments:
Post a Comment